Sabtu, 16 Mei 2009

Taichi memperbaiki keseimbangan pasca Stoke

Studi dengan randomisasi menunjukkan bahwa pasien strokekronik dapat memperbaiki keseimbangan pada saat berdiri dan mungkin mengurangi resiko terjatuh, dengan latihan taichi.
Penelitian ini terdiri dari kelompok pasien pasca stroke>6bulan untuk melakukan taichi selama 12 minggu dan kelompok plasebo yang hanya melakukan latihan pernapasan, peregangan, latihan berupa duduk, berjalan, melatih daya ingat dan daya pertimbangan.
Tes keseimbangan dilakukan pada awal studi , minggu ke 6,12, dan 18.

Kelompok taichi menunjukkan tes keseimbangan lebih baik dari kelompok kontrok termasuk kemampuan mempertahankan keseimbangan saat mengangkat beban, miring pada berbagai arah, dan berdiri di atas permukaan bergerak. Perbaikan dalam mengangkat beban sangta penting karena semua tugas memerlukan fungsi ini.

Perbaikan keseimbangan dalam posisi berdiri terlihat hanya dalam waktu 6 minggu setelah taichi. , Meskipun ada perpendekan waktu latihan setelah program selesai, subyek dalam kelompok taichi tetap dapat memoertahankan kemampuan ini. Para peneliti menyarankan agar Taichi dapat diterapkan dalam program rehabilitasi komunitas bagi pasien yang mempunyai fungsi sensomotorik adekuat dan kemampuan belajar untuk berpartisipasi secara aman.


Source : Medical Update ed.May 2009

Sabtu, 11 April 2009

APA SE KEMOTERAPI ITU?????????????

Dalam terapi kasus-kasus onkologi, istilah kemoterapi pasti sering kita dengar,..
Nah, sy akan mencoba memberi sedikit gambaran ttg kemoterapi.

Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan agen-agen farmakologis untuk mengobati kasus-kasus keganasan atau penyakit proliferatif lain. Kemoterapi dapat diberikan secara infus intravena, atau injeksi intravena, bolus, per oral, atau intratekal. Kemoterapi dapat menggunakan satu macam atau kombinasi dari beberapa obat dengan cara kerja yg berbeda, namun yang lebih disukai adala agen-agen yg sinergistik, dengan toksisitas terbatas dan tdk tumpang tindih., tujuannya adalah supaya tidak terjadi resistensi obat.

Kemoterapi biasanya diberikan sebagai suatu siklus pengobatan beberapa hari setiap 3-6 minggu untuk memberika kesempatan kepada sel-sel normal untuk pulih dari toksisitas kemoterapi.

Efek samping kemoterapi :
Sebagian besar agen kemoterapi bersifat toksis pada sel-sel yang aktif membelah. seperti halnya sel maligna. Efek samping yang dapat muncul al:
- Gagal Sumsum tulang
- Mual dan muntah
- Mukositis, diare, nyeri abdomen
- Infertilitas krn kemoterapi bersifat sistemik sehingga dapat mengganggu fungsi fertilitas.
- Sindrom lisis tumor
- Hiperurisemia

Mekanisme kerja kemoterapi adalah dengan mempengaruhi sintesis atau perbaikan DNA dan meningkatkan apoptosis seluler. Detailny bisa dibaca lebih d textbook onkologi atau farmakologi y...:-)

Source : At a Glance Hematologi..

ENDOMETRIOSIS

Endometriosis adalah kondisi klinis dimana terdapat kelenjar endometrium dan stroma yang berada di luar rongga uterus misalnya pada ovarium (kista coklat).
Insidensi dari endometriosis adalah sekitar 5-10% dari wanita usia subur dan 30% pada wanita infertil.
Patogenesis dari kasus ini tidak jelas, ada teori yang dikemukakan yaitu menstruasi retrograd, metaplasia selomik, dan penyebaran hematogen dan limfatik.. Endometriosis biasanya tdak ditemukan sebelum menarke dan mengalami regresi secara khas setelah menopause.

S & S
- Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri panggul dan infertilitas, tetapi banyak juga pasien yang asimtomatik.
- Nyeri dengan pola siklik (nyeri terutama saat siklus menstruasi)
- Dispareunia atau nyeri saat senggama
- Keparahan gejala tidak berkorelasi dengan derajat endometriosis karena ada pasien dengan endometriosis minimal mengalami nyeri yang sangat hebat.

Diagnosis
- USG panggul
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik menunjukkan kemungkinan adanya endometriosis namun diagnosis tegak hanya dengan visualisasi langsung dan pemeriksaan patologis.

Terapi
-Medikamentosa empirik dengan kontrasepsi oral direkomendasikan untuk pasien yang simtomatik.
-Analgesik untuk dismenorea, dispareunia dan nyeri panggul. Namun, peredaan rasa sakit ini hanya bertahan dalam waktu singkat.
-Tujuan utama dari terapi medikamentosa ini adalah supresi ovulasi dan induksi amenorea.Kondisi ini akan memungkinkan implan menjadi inaktif dan fibrotik

Terapi lain adalah terapi bedah konservatif dengan mengangkat atau menghancurkan endometriosis sebanyak mungkin dan pada saat bersamaan mengembalikan anatomi normal serta menyisakan sebanyak mungkin jaringan ovarium normal.

Namun, pembedahan definitif adalah histerektomi dengan salpingo-ooforektomi bilateral merupakan terapi definitif. Pasien yang mengalami pengangkatan ovarium biasanya diberikan terapi hormonal. Namun, harus dipertimbangkan resiko-resiko yg bisa muncul dari penggunaan terapi hormonal..

Mudah2an bermanfaat walau agak kacau ne isinya..he2..lagian endometriosis makin byk aja kasusny kelihatanny...

Minggu, 29 Maret 2009

PENGOBATAN ALZHEIMER & STROKE DENGAN MENGGUNAKAN HORMON

Otak dilindungi oleh sawar darah otak/blood-brain barrier yang bertugas sebagai sistem penjaga yang memperbolehkan nutrien untuk masuk ke dalam otak tetapi menghalangi zat asing untuk masuk ke dalam otak. Sistem BBB (Blood Brain Barrier) ini ditujukan agar otak tidak terserang oleh penyakit-penyakit yang dapat merugikan. Penjagaan oleh sistem ini dilakukan tanpa pilih-pilih sehingga obat-obatan tertentu pun tidak dapat masuk ke otak karena termasuk zat asing.

Dr.William A. Banks yang memimpin studi ini menyatakan bahwa masalah yang dihadapi dalam terapi sebagian besar penyakit CNS seperti Alzheimer, Stroke, dll adalah karena obat-obatan yang diberikan tidak dapat menembus sawar darah-otak ini sehingga tidak bisa mencapai otak untuk memberikan efek terapeutik.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa terdapat suatu metode baru yg mampu menyalurkan obat tertentu yang ditujukan ke tempat terjadinya penyakit tersebut. Metode ini adalah terapi yang menggunakan PACAP 27 (Pituitary adenylate cyclase-activating polypeptide) yang merupakan hormon yang berfungsi sebagai neuroprotektor. Hormon ini merupakan pelindung otak terhadap berbagai paparan dan cedera.

Para peneliti mengumpamakan mekanisme spesifik pompa efluks pada sawar darah otak tersebut sebagai satpam penjaga klub eksklusif. Tamu-tamu yang tercatat dalam daftar undangan yang akan diperkenankan masuk, sedangkan tamu yang tidak diundang dan cenderung sebagai pengacau tidak diperkenankan masuk atau bahkan diusir jika mereka sudah berada di dalam.

Para peneliti mengisolasi penjaga pintu khusus tersebut, dan kemudian mereka merangsang suatu antisense yaitu suatu molekul spesifik yang dapat menonaktifkan rintangan atau penjagaan ini. Setelah penjaga khusus itu dinonaktifkan sementara, maka PACAP27 dapat masuk ke dalam otak. Dalam studi ini, digunakan model percobaan tikus untuk penyakit alzheimer dan stroke, guna melakukan uji apa yang terjadi jika PACAP27 dapat masuk ke dalam otak.Ternyata para peneliti berhasil memulihkan gejala penyakit-penyakit tersebut.

Tikus-tikus yang menderita penyakit Alzheimer menjadi lebih cerdik sedangkan pada model stroke, jumlah kerusakan yang disebabkan penyumbatan aliran darah ke otak berkurang dan pemulihan fungsi otak mengalami peningkatan.

Hanya dengan menonaktifkan penjaga pintu yang semula menjaga agar PACAP27 tidak masuk ke otak, maka hormon yang sudah ada dalam tubuh tersebut dapat masuk ke dalam otak, dan secara efektif mengobati stroke. Meskipun demikian, pada model binatang alzheimer diperlukan dosis ekstra PACAP27 ditambah antisense, yang manonaktifkan penjaga pintu untuk memperbaiki fungsi kognitif.

Hasil studi ini memberikan tiga manfaat yang bermakna . Studi ini menghasilkan terapi yang mampu memulihkan gejala penyakit Alzheimer dan stroke pada model binatang percobaan tikus. Studi ini juga mampu mengisolasi rintangan khusus yang menghalangi obat masuk ke dalam otak. Dan melalui studi ini ditemukan cara untuk menghindari rintangan agar obat dapat masuk dan bekerja di otak. Seluruh hasil tersebut mempunyai implikasi dalam pengobatan berbagai penyakit CNS.


Source : Journal of Cerebral Blood Flow & Metabolism 2008,doi:10.10138/jcbfm.2008.131.
Majalah Medical Update January 2009